Letak Geografis
Mintobasuki
adalah sebuah desa di Kecamatan Gabus Kabupaten Pati prop Jawa Tengah.
Dari pusat kota pati sekitar 4 km ke arah selatan. Sedangkan dari pusat
kecamatan Gabus sekitar 7 km ke arah utara. Dari jalur utama Pati-Gabus
masuk sekitar 1 km melalui jalan utama Mintobasuki-banjarsari. Letaknya
paling utara dari kecamatan Gabus. Sebelah utara berbatasan dengan
dengan Sungai Silugonggo dan Desa Kedung Mulyo(kecamatan Jakenan),
Sebelah timur berbatasan juga dengan desa Kedungmulyo, Sebelah selatan
berbatasan dengan desa Gempolsari dan Banjarsari, demikian pula sebelah
barat berbatasan dengan Sungai Silugonggo yang mengalir ke Juwana.
Topografi Desa
Sebagian wilayah desa ini berupa persawahan yang luas yang beada di
sisi timur. Sedangkan sisanya adalah pemukiman penduduk. Daerah tepi
barat merupakan kawasan yang rentan dengan banjir ketika musim hujan
tiba karena luapan sungai Silugonggo yang tidak mampu menahan debit air
hujan disamping kiriman air dari waduk Kedungombo, Sragen dan Tanggul
Angin, Kudus. Kondisi semacam ini adalah sudah merupakan hal yang lumrah
dialami warga mintobasuki yang tinggal di Dukuh Jrakah Kulonan dan
Loran. Air bisa mencapai ketinggian satu meter di rumah-rumah warga
sehingga mengharuskan warga untuk mengungsi ke tempat yang aman. Banjir
yang menggenangi jalan, area persawahan dan pemukiman warga bisa memakan
waktu berhari-hari bahkan bisa berbulan-bulan. Tahun 2007 banjir yang
menggenang RW2 dan RW 1 berlangsung 3 bulan. Warga yang tidak mengungsi
hanya bisa bertahan di rumah-rumah mereka sambil menunggu datangnya
bantuan dari tim SAR. Kondisi semacam inilah yang mendorong waga desa
ini untuk membuat rumah susun atau pun ranggon sebagai langkah
antisipasi menghadapi musim banjir tiba. Kerugian yang tidak sedikit
dialami oleh warga, dari gagalnya panen karena banjir yang menggenangi
areal persawahan, hilangnya mata pencaharian, kerusakan area pemukiman,
ancaman kesehatan, susahnya mendapatkan air bersih, rusaknya sarana dan
prasarana desa, bahkan hilangnya nyawa, dll. Tidak ada yang bisa
dilakukan warga untuk menaggulangi musibah tahunan ini. Warga hanya bisa
pasrah tatkala hujan deras yang mengguyur desa mereka menjadikan meluap
sungai dan air masuk kerumah-rumah mereka tanpa pandang bulu, tanpa
pilih kasih. Sedangkan kawasan yang ada di bagian tengah desa dan
selatan relatif aman dari musibah ini karena disamping letaknya jauh
dari DAS Silugonggo, juga lokasinya lebih tinggi.
Tingkat Pendidikan Warga
Di desa ini ada 2 SD Inpres yang sudah berdiri sejak tahun 60-an. SD
Mintobasuki 01 dan 02. SD Minto 01 ada di tengah desa sedangkan SD Minto
02 ada di sebelah timur. Di sinilah awalnya saya tumbuh untuk belajar
bersama teman-teman sebaya di tahun 80-an. Sarana belajarnya cukup
representatif. Sedangkan untuk pendidikan lebih lanjut ada di Kota Pati
atau Kecamatan.
Seperti halnya desa-desa lain di kecamatan Gabus, tingkat pendidikan
di sini masih tergolong rendah, hanya sebagaian kecil yang mampu
menempuh jenjang pendidikan tinggi, terutama kaum tuanya. Rata-rata
cukup tamat SMA atau STM. Atau bahkan cukup SMP saja. Hal ini bisa
dimaklumi karena tingkat ekonomi warga yang belum mampu untuk membiayai
putra-putri mereka sampai ke jenjang pendidikan tinggi. Bahkan yang bisa
sampai mengenyam pendidikan di bangku kuliah bisa dihitung dengan
tangan. Akan tetapi di tahun-tahun belakangan ini saya melihat para
orang tua sudah concern untuk memberikan perhatian yang serius kepada
pendidikan anak-anak mereka. Banyak dari warga yang telah mengenyam
pendidikan di bangku kuliah.
Mata Pencaharian Warga
Mata pencaharian mayoritas warga Mintobasuki adalah dari sektor
pertanian dengan mengandalkan sistem tadah hujan. Komoditas utamanya
adalah tanaman padi, jagung, kacang-kacangan, palawija dan tebu. Saat
ini yang menjadi primadona warga adalah tanaman tebu, pasalnya
perawatannya yang mudah, hasilnya yang cukup lumayan dan tidak perlu
khawatir dengan ancaman banjir.
Karena hanya mengandalkan turunnya hujan, hasil pertanian pun tidak
maksimal, apalagi jika terjadi gagal panen karena adanya banjir,
serangan hama wereng dan tikus. Langkah-langkah modernisasi dan
mekanisasi pertanian belum ditempuh warga. Warga masih menerapkan sistem
tradisional untuk melakukan pengolahan lahan pertanian mereka.
Di samping bercocok tanam, ada pula warga yang berprofesi sebagai
guru, pengusaha, pedagang, pengrajin, tukang bangunan, buruh kasar,
nelayan, peternak dan ada juga yang merantau ke daerah lain. Daerah
perantauan favorit warga adalah pulau sumatra, karena terbukti banyak
yang sukses merantau ke sana sebagai petani karet, baik yang berstatus
penggarap maupun yang sudah memiliki lahan sendiri. Tetapi ada juga yang
merantau ke luar negeri seperti malaysia.
Sarana dan Prasarana Desa
Sarana
dan prasarana desa Mintobasuki bisa dibilang cukup memadai. Dari sarana
Ibadah dengan dibangunnya masjid dan mushallah, sarana pendidikan dasar
dengan adanya dua SD inpres, sarana pendidikan Diniyyah dengan
dibangunnya gedung TPA yang cukup besar, sarana jalan desa yang sudah
beraspal, sarana penerangan dengan sudah masuknya aliran listrik di
akhir tahun 1980-an, sarana penyediaan air bersih dengan dibangunnya
tower air bersih yang rencananya akan dialirkan kerumah-rumah warga,
sarana administrasi desa dengan dibangunnya gedung balai desa yang cukup
representatif, sarana kesehatan dengan ditempatkannya Bidan Desa yang
siap melayani warga, dll.
Kondisi Sosial Masyarakat
Maraknya media komunikasi dan sarana informasi dewasa ini telah
memberikan sumbangsih yang besar bagi perubahan kehidupan sosial
masyarakat. Baik dalam pola pikir, gaya hidup, pergaulan, etika, moral
dan sebagainya. Tidak hanya di level masyarakat kelas atas dan menengah
akan tetapi juga di tingkat masyarakat tingkat bawah. Tidak hanya
dikota-kota besar akan tetapi juga yang tinggal di pelosok, tak
terkecuali mintobasuki. Tingkat pendidikan telah mengubah cara berfikir
sebagaian pemudanya yang berimbas pada style mereka dan mata pencaharian
mereka. Demikian pula pola pergaulan barat yang tidak mengindahkan
norma-norma keIslaman sudah mulai menggejala meski dalam pandangan umum
dinilai masih dalam stadium yang wajar. Akan tetapi nilai-nilai dasar
masyarakat di sini tetaplah dipegang, semisal semangat gotong royong dan
tolong menolong, meski ada juga kesan-kesan individualistis yang
ditampilkan oleh sebagaian pemudanya. Demikian rasa kekeluargaan masih
dipegang erat oleh warganya.
Kondisi Religius Masyarakat
Masyarakat Mintobasuki umumnya awam dalam masalah pendidikan agamanya
terlebih diakalangan generasi tuanya. Akan tetapi ada fenomena yang
cukup menggembirakan dengan kian berkembangnya kesadaran warga untuk
mendidik putra-putrinya agar mengenal Islam. Kesadaran orang tua untuk
menyekolahkan putra-putrinya di TPQ desa adalah salah satu bukti
konkritnya. TPQ yang di asuh oleh ustadz dan ustadzah desa Mintobasuki
telah terbukti mampu mencetak putra-putri yang gemar baca al-Qur’an
dengan baik dan benar.
Disamping itu, bukti lain akan kian berkembangnya kesadaran warga
atas agamanya adalah dengan didirikannya masjid Al-Amin yang baru yang
menyatu dengan SD Mintobasuki 01. Masjid yang rencananya akan di bangun
dua lantai ini diperkirakan akan menghabiskan biaya lebih dari 2 Milyar
rupiah. Saat ini tahap pembangunan baru selesai sekitar 50%. Namun,
secara fungsi masjid yang baru ini sudah layak untuk digunakan sebagai
sarana ibadah sehari-hari. Latar belakang dipindahkannya masjid al-Amin
yang lama ke lokasi yang baru ini karena pertimbangan masjid yang lama
sudah tidak mampu lagi mencukupi untuk menampung jamaah warga ketika
melaksanakan sholat Jum’at, terlebih sholat Id.
Penutup dan Tujuan
Demikianlah sekelumit tentang desa Mintobasuki ini. Adapun data
tentang berapa jumlah penduduk, luas areal, peta desa dan lain-lain
belum bisa saya tampilkan disini karena belum adanya data tentang hal
itu.
Saya berharap dengan blog ini bisa menjaring saudara-saudara saya
warga mintobasuki yang mungkin tinggal di tempat lain yang ingin
mengetahui kabar desa tercintanya saat ini atau sekedar melepas
kerinduan. Kritik dan saran dari saudara-saudara sekalian sangat saya
harapkan demi lebih baiknya blog ini.
Terima kasih atas kunjungannya.
Abu Unais
Mintobasuki